Langsung ke konten utama

Perbandingan Longitudinal Farmakokinetik Tiroksin antara Ibu Hamil dan Tidak Hamil: Studi Isotop Stabil

Perbandingan Longitudinal Farmakokinetik Tiroksin antara Ibu Hamil dan Tidak Hamil: Studi Isotop Stabil 

Hipotiroidisme primer merupakan kondisi yang relatif umum dengan prevalensi 3-10 % pada wanita dengan usia lebih dari 18 tahun. Levotiroksin sodium oral (L-tiroksin/LT4) adalah obat yang umum diberikan sepanjang hidup dengan pemantauan periodik dengan tujuan untuk memantau konsentrasi tiroksin dan tirotropin (hormone TSH) dalam serum tetap ada di dalam rentang normal. Pencarian dosis penggantian LT4 yang optimal dan efektif merupakan suatu tantangan karena dosis sangat bergantung pada kondisi individu dari pasien, kehamilan, massa tubuh, usia, diet, pengobatan lain, dan kepatuhan. 
Sekitar 2% wanita hamil mendapatkan terapi levotiroksin untuk hipotiroidisme. Manajemen penyakit tiroid selama kehamilan membutuhkan pertimbangan khusus dikarenakan kehamilan menginduksi perubahan besar pada fungsi tiroid dan penyakit tiroid maternal dapat memberikan efek yang tidak diinginkan pada kehamilan dan perkembangan fetus. Hipotiroidisme gestasional berhubungan dengan kenaikan angka kejadian abortus spontan, preeklampsia, lahir mati, IUGR, dan prematuritas. Hipotirodisme pada kehamilan menjadi tantangan tersendiri, karena pemberian regimen dosis pada wanita tidak hamil tidak mudah diekstrapolasikan pada wanita dalam masa kehamilan. 
Setelah konsepsi, terdapat keseimbangan dinamis dan peningkatan dengan cepat konsentrasi globulin yang mengikat tiroksin di dalam sirkulasi yang mengarah ke peningkatan jumlah tiroksin di dalam serum. Bersamaan dengan itu, terdapat penurunan konsentrasi TSH. Tiroksin ini penting untuk perkembangan saraf fetus dan perkembangan fungsi plasenta. Sehingga T4 dibutuhkan untuk tetap tinggi pada masa kehamilan. Pada wanita dengan hipotiroidisme, diperlukan peningkatan levotiroksin pada awal kehamilan dan menjaga kadar hormon dalam rentang yang normal. 
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan farmakokinetik LT4 pada wanita hamil dengan menggunakan levotiroksin carbon 13-labeled (13C-LT4) sebagai molekul pelacak. Analisis hormon tiroid dilakukan dengan dilusi isotop tandem mass spectrometry. 
Diketahui sebelumnya bahwa levotiroksin merupakan obat yang memiliki indeks terapetik yang sempit, sehingga pemberian dosis akurat dan tetap menjadi penting. Pemahaman mengenai farmakokinetika obat penting untuk menentukan dosis optimal pada wanita, pria, dan khususnya pada wanita hamil. Penelitian ini menggunakan metode pelacak 13C-LT4 untuk melihat farmakokinetika dosis tunggal levotiroksin pada wanita hamil. Dengan menggunakan biomarker ini, peneliti dapat membedakan antara tiroksin endogen dan eksogen. Pada penelitian ini, pasien menjadi kontrol untuk dirinya sendiri (longitudinal). 
Dari penelitian ini didapatkan paremeter farmakokinetik setelah pemberian oral 13C-LT4 terdapat pada tabel di bawah ini. 
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Tmax pada wanita hamil dan tidak hamil rata-rata (median) sama. Sedangkan, Cmax (medium) pada wanita hamil lebih tinggi dibandingan dengan wanita tidak hamil. Pada AUC (area under curve) didapatkan median lebih tinggi pada wanita hamil dibandingkan dengan tidak hamil dan klirens median lebih rendah pada wanita hamil dibandingkan dengan tidak hamil. 
Dibawah ini terdapat gambar mengenai perubahan kecepatan klirens dan AUC (area under curve) pada wanita hamil dibandingan dengan tidak hamil. Perubahan klirens yang menurun pada kehamilan bisa merupakan hasil dari adanya perubahan pada deiodinase dan glukoronidasi yang mana kedua aktivitasnya dapat menurun selama kehamilan ini. 
Pada tabel di bawah ini menunjukkan perbedaan AUC berdasarkan usia kehamilan setelah pemberian oral 13C-LT4. Dari tabel menunjukkan bahwa AUC akan semakin tinggi beriringan dengan bertambahan usia kehamilan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan bioavaibilitas selama kehamilan dan tidak selalu konstan. 
Peneliti menggunakan label isotop stabil untuk levotiroksin untuk melihat farmakokinetik LT4 pada wanita hamil dan wanita yang sama setelah kehamilan. Terdapat variabilitas intersubjek yang besar pada luaran primer sehingga penelitian selanjutnya dibutuhkan untuk mengevaluasi farmakokinetik LT4 pada trimester 1, 2, dan 3.

Komentar

  1. Casino: Why is gambling the most dangerous of all
    A casino gambling addict is simply gambling gri-go.com the 토토 사이트 most dangerous worrione of all other people. A gambler's life is not just about the ventureberg.com/ outcome of worrione an action,

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Isolasi dan Purifikasi DNA

Isolasi dan Purifikasi DNA  Isolasi dan purifikasi DNA diperlukan selanjutnya untuk proses insersi DNA dalam proses kloning. Molekul DNA yang sering digunakan dalam teknologi DNA rekombinan adalah DNA genom dan DNA plasmid yang berasal dari sel bakteri.  Isolasi dan Purifikasi DNA Genom Isolasi DNA genom total dari sel bakteri terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:  Kultivasi sel dalam media yang sesuai Pemecahan atau melisiskan dinding sel. Pemecahan dinding sel bakteri dapat dilakukan secara fisik, misalnya dengan cara sonifikasi. Selain itu, dapat dilakukan dengan cara kimiawi, yaitu dengan pemberian enzim lisozim, atau etilen diamin tetra asetat (EDTA). Pelisisan dinding bakteri pun dapat dilakukan dengan cara keduanya. Sering kali, pemecahan dinding sel bakteri cukup dilakukan dengan enzim lisozim dan EDTA. Akan tetapi, sering kali juga ditambahkan bahan lain, yaitu deterjen triton X-100, atau sodium dedosil sulfat (SDS). Selanjutnya dilakukan sentrifugasi untuk memis...

Metabolisme Energi pada Pasien dengan Tuberkulosis

Metabolisme Energi pada Pasien dengan Tuberkulosis  Tuberkulosis  Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit yang menyerang jaringan paru yang disebabkan oleh infeksi basil Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Penyakit tuberkulosis ini merupakan masalah kesehatan dunia yang penting khususnya di negara berkembang. Saat ini, tuberkulosis masih menjadi penyebab utama kematian akibat penyakit infeksi di dunia(1–3).  Penularan penyakit ini melalui inhalasi droplet khususnya yang didapat dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atau berdahak yang mengandung BTA (bakteri tahan asam) positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Orang dapat terinfeksi jika droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernapasan. Selama kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nap...