Langsung ke konten utama

Fluorene-9-bisphenol Inhibits Epithelial-Mesenchymal Transition of Human Endometrial Cancer Ishikawa Cells by Repressing TGF-β Signaling Pathway

Fluorene-9-bisphenol Inhibits Epithelial-Mesenchymal Transition of Human Endometrial Cancer Ishikawa Cells by Repressing TGF-β Signaling Pathway

Fluorene-9-bisphenol atau BHPF merupakan derivat dari BPA (bisphenol A). Bisphenol A diketahui merupakan senyawa kimia yang estrogenik. Sebelumnya, BHPF diketahui memiliki aktivitas anti-estrogenik dan dapat menghambat pertumbuhan dari sel kanker yang memiliki reseptor estrogen, seperti kanker payudara, ovarium, endometrial, servikal, prostat, dan kolon. 
Kanker endometrial adalah salah satu kanker yang paling sering terjadi di organ reporoduksi wanita. Tipe kanker endometrial yang paling sering adalah tipe endometrioid adenocarcinoma. Kanker endometrial saat ini menjadi urutan kedua setelah kanker ovarium di China. Setelah kanker endometrial berkembang menjadi stage III atau IV, angka harapan hidup untuk 5 tahun adalah kuirang dari 30%. Penelitian saat ini menunjukkan bahwa angka kekambuhan kanker endometrial masih terus meningkat pada 10-15% kasus. Sebagian besar pasien dengan kanker endometrial rekuren menjalani radioterapi dan kemoterapi, walaupun prognosisnya buruk. 
EMT (epithelial-mesenchymal transition) adalah proses yang penting berkaitan dengan invasi, metastasis, dan resistensi obat pada kanker endometrial. EMT merupakan suatu proses yang unik, dimana terdapat transisi dari sel epitel imotil terpolarisasi menjadi sel mesenkimal yang motil. Transformasi sel epitel menjadi sel intertisial meningkatkan kemampuan sel untuk melakukan migrasi, yang berakhir pada sel kanker menjadi lebih agresif, mudah untuk migrasi, dan anti terhadap apoptosis. Selain itu, sel kanker juga mengekspresikan lebih banyak protein exercise-related yang menyebabkan invasi dari sel kanker dan transportasi sel tersebut ke bagian lain di dalam tubuh. Beberapa jalur molekuler yang sudah diidentifikasi berhubungan dengan EMT ini. Jalur transduksi sinyal TGF-β memiliki fungsi yang dominan terkait dengan penekanan pertumbuhan sel epitel normal dan mengarahkan proses metastasis pada sel tumor maligna. 
Penelitian ini menggunakan sel kultur kanker endometrial manusia (Ishikawa) sebagai subjek penelitian. Kemudian, sel kultur tersebut diinkubasi dengan konsentrasi yang berbeda dari BHPF. Setelah itu, dianalisis terkait dengan viabilitas sel dan proliferasi sel menggunakan cell counting kit-8 (CCK8), migrasi sel dengan menggunakan wound-healing assay, invasi sel dengan menggunakan transwell invasion assay, dan dilakukan analisis protein marker selanjutnya dengan western blot. 
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa BHPF secara signifikan berefek terhadap proliferasi sel dan menghambat pertumbuhan sel sebanyak 60% pada 50 µM, tanpa adanya efek toksik. Selain itu, BHPF berperan untuk menghambat mobilitas sel secara signifikan sebanyak 20% dan 33% pada 0,5 µM dan 5 µM, berturut-turut dibandingkan dengan grup kontrol. BHPF juga menghambat invasi dari sel Ishikawa sebanyak 40% dan 86% dibandingkan grup kontrol. 
EMT merupakan mekanisme yang penting pada progresi kanker endometrial, sehingga pada penelitian ini, EMT digunakan sebagai marker pada sel Ishikawa karena berkaitan dengan invasi dan metastasis sel. E-chaderin, vimentin, dan N-chaderin dipilih sebagai marker EMT dan dideteksi dengan western blot. E-cadherin merupakan karakteristik protein pada sel epitel, sedangkan vimentin dan N-cadherin merupakan karakteristik protein pada sel mesenkimal. Dari penelitian ini didapatkan bahwa, E-cadherin sebagai marker epitel meningkat, sedangkan N-cadherin dan vimentin menurun pada sel kultur kanker endometrial yang diberi BHPF (pada 10 µM). Data ini menunjukkan bahwa BHPF secara signifikan mengganggu proses EMT pada kanker endometrial dengan adanya penurunan viabilitas dan invasi sel. 
Selain itu, didapatkan pula adanya penurunan secara signifikan p-Smad2/3 dan protein slug sebagai downstream dari tranduksi sinyal TGF-β dengan adanya peningkatan dari konsentrasi BHPF. Hal ini menunjukkan bahwa BHPF menghambat proses EMT dari kanker endometrial dengan menekan transduksi sinyal TGF-β pada sel Ishikawa. 
Penelitian ini secara utuh menunjukkan bahwa BHPF dapat menghambat transisi epitel-mesenkimal pada kanker endometrial sel Ishikawa, dengan menekan jalur transduksi sinyal TGF-β. Berdasarkan mekanisme ini, BHPF secara signifikan melemahkan viabilitas sel dilihat dari proliferasi, migrasi, dan invasi, serta progresi malignansi pada sel Ishikawa. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Transpot Protein dan Asam Amino pada Ginjal

Transpot Protein dan Asam Amino pada Ginjal  Struktur Fungsional Tubulus Ginjal  Menurut Tortora dan Derrickson (2011), tubulus ginjal merupakan bagian dari satuan fungsional terkecil dari ginjal, nefron, yang berfungsi untuk mengalirkan hasil filtrasi di kapiler gromerulus sampai diekskresikan. O’Callaghan (2006) menyebutkan bahwa fungsi tubulus adalah untuk mengubah komposisi filtrat glomerulus dan volumenya dengan cara reabsorbsi dan sekresi. Reabsorbsi sebagian besar terjadi di tubulus proksimal dan untuk kompensasi terhadap reabsorbsi yaitu sekresi yang terjadi di tubulus distal dan duktus kolektivus. Ada satu lagi tubulus yang disebut sebagai ansa henle berfungsi untuk memekatkan urin.  Tortora dan Derrickson (2011) menyatakan bahwa masing-masing tubulus mempunyai lapisan sel epitel yang berbeda-beda yang saling berkaitan satu sama lain dengan suatu taut erat. Pada tubulus proksimal ginjal sel epitelnya memiliki suatu tonjolan-tonjolan yang disebut sebagai mikrovili yang gunanya

Protokol Isolasi RNA Total dengan Metode Guanidine dan Sintesis cDNA

Protokol Isolasi RNA Total dengan Metode Guanidine dan Sintesis cDNA Protokol Isolasi RNA Total dengan Metode Guanidine RNA atau asam ribonukleat merupakan polimer panjang tidak bercabang yang terdiri dari nukleotida-nukleotida. Nukleotida ini bersambung dengan ikatan 3’ sampai 5’ fosfodiester. RNA dan DNA terdapat pada semua organisme prokariot dan eukariot.  Struktur kovalen RNA berbeda dengan DNA dalam dua hal, yaitu unit glukosa dalam RNA merupakan ribosa bukan deoksiribosa, dan satu dari keempat basa utama dalam RNA merupakan urasil (U) yang menggantikan timin (T) pada DNA.  Isolasi merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk memisahkan suatu bagian dari bagian yang lainnya dengan tujuan tertentu. Tujuan dari isolasi RNA adalah digunakan untuk memisahkan RNA dari komponen sel lainnya (protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain) sehingga akan didapatkan RNA yang murni yang dapat dianalisis atau dimodifikasi lebih lanjut. Prinsip untuk isolasi RNA sebenarnya tidak terlalu jauh den

Medula Adrenal

Medula Adrenal Anatomi Medula Adrenal Embriologi Greenspan dan Baxter (1995) menyebutkan bahwa medula adrenal berasal dari sistem saraf otonom simpatis pada fetus yaitu sel primitif krista neuralis. Pada minggu ke-5 masa kehamilan, sel ini mengalami migrasi dari ganglion spinalis primitif ke regio torakis untuk membentuk suatu rantai saraf simpatis di bagian bawah dan belakang dari aorta. Pada minggu ke-6 masa kehamilan, sekelompok sel ini bermigrasi lagi di sepanjang vena sentralis dan masuk ke dalam korteks adrenal sehingga membentuk medula adrenal di bagian tengah korteks yang dapat diketahui pada minggu ke-8 masa gestasi. Pada masa itu, sel dalam medula adrenal terdiri dari 2 sel yaitu simpatogonia (sel primitif krista neuralis) dan feokromoblas yang kemudian mengalami maturasi atau pematangan menjadi feokromosit atau yang sekarang disebut sel kromafin pada medula adrenal. Anatomi Umum Menurut Greenspan dan Baxter (1995), medula adrenal dikelilingi oleh suatu korteks yang kini dike